Kawasan wisata alam hutan mangrove pada tahun 1997 bukanlah
sebuah hutan mangrove yang seperti saat ini. Pada tahun 1997 hutan mangrove
merupakan kawasan pertambangan. Tahun 1997 kawasan tambang semakin hancur dan
habis, lalu kawasan tambang tersebut dibeli oleh mantan menteri keuangan, Agus
Martowardojo. Setelah kawasan tersebut dibeli oleh mantan menteri keuangan
Indonesia, kawasan tersebut diubah yang dari kawasan pertambangan menjadi
kawasan wisata alam. Istilah kata “mangrove” berasal dari kata latin yang
berati “bakau”.
Sangat miris kawasan Jakarta dulu. Kawasan alam Jakarta
dahulu sudah habis karena maraknya penebangan hutan yang dilakukan sangat liar.
Dulu Jakarta tidak memiliki kawasan hutan yang dapat
menangani kasus abrasi dan meminimalisir polutan karena
tumbuhan dan pohon-pohon di Jakarta sudah habis ditebang oleh oknum yang tidak
bertanggung jawab.
Jika pak Agus Martowardojo tidak membeli kawasan pertambangan
yang sudah hancur dan habis itu, mungkin Jakarta sudah dari dulu terkena
bencana abrasi dan sudah dipenuhi oleh pencemaraan polutan yang sangat parah.
Jika Jakarta dulu tidak ada kawasan alam maka akan mengakibatkan banyak
serangan penyakit akibat pencemaran polutan. Lingkungan di daerah Jakarta akan
sangat gersang akibat tidak ada kawasan alam.
Wisata alam hutan mangrove bertempatan di Jalan Garden House,
Kota Jakarta Utara. Jakarta tidak hanya berisi mall dan pusat perbelanjaan
saja, ada banyak kawasan wisata yang bisa di kunjungi bersama teman atau keluarga,
salah satu contohnya adalah Ancol dan Dunia Fantasi (Dufan).
Hutan mangrove adalah satu-satunya kawasan hutan terakhir
yang berada di Ibu Kota Jakarta. Di hutan mangrove terdapat banyak jenis
tumbuhan. Ada 2 pohon yang berfungsi sangat penting di hutan mangrove yaitu
pohon api-api (Avicennia) dan juga tumbuhan bakau.
Pohon api-api di hutan mangrove berfungsi untuk meminimalisir
pencemaran polutan sedangkan tumbuhan bakau berfungsi untuk menahan abrasi air
laut. Hutan mangrove yang memiliki luas 99,82 hektar ini dipenuhi oleh banyak
sekali tumbuhan atau banyak pohon lainnya. Bukan flora yang ada di hutan
mangrove ini, tetapi ada juga fauna yang hidup di hutan mangrove, contohnya
seperti seekor monyet. Tenang saja, monyet ya ada yang di kandangin dan juga
ada yang liar. Karena kawasan hutan, jadi wajar saja kalau ada fauna juga
disekitarnya termasuk monyet liar.
Untuk mengelola pepohonan dan berbagai jenis tumbuhan
lainnya, hutan mangrove memiliki karyawan yang bekerja untuk mengawasi serta
mengelola setiap kegiatan yang ada di hutan mangrove ini. Sekiranya ada 24
karyawan yang ikut berpartisipasi mengelola hutan mangrove ini dan sebanyak 12
orang di gerakkan untuk melakukan kegiatan penanaman tumbuhan atau pohon di
hutan mangrove.
Tetapi meskipun pihak pengelola hutan mangrove sudah
mengkerahkan banyak karyawan untuk mengelolanya, tetap saja masih banyak sampah
yang berserakan. Hal itu terjadi karena kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan masih rendah, padahal sudah disediakan tempat sampah.
Pengelola sudah berupaya untuk menjaga alam tetapi masyarakat yang tidak
mempunyai kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan malah merusak alam
dengan menciptakan pencemaran melalui sampah. Seharusnya pihak pengelola hutan
mangrove memberikan peringatan membuang sampah sembarangan terhadap pengunjung
dan memberikan sanksi berupa denda agar lingkungan hutan mangrove tetap
terjaga.
Tujuan utama dibangun hutan mangrove untuk menahan abrasi air
laut dan untuk meminimalisir pencemaraan polutan. Selain itu, ada beberapa
tujuan dibangun hutan mangrove, yaitu sebagai edukasi untuk masyarakat ataupun
wisatawan dari mancanegara tentang flora dan fauna yang ada di Indonesia.
Pemandangan asri hutan mangrove
dapat dijadikan sebagai tempat menenangkan pikiran atau sekedar menghilangkan penat. Karena suasana alam yang
menyejukkan membuat hati dan pikiran seseorang merasa tenang. Kicauan burung,
udara sejuk dan pemandangan akan alam yang dapat merilekskan pikiran dan hati.
Di hutan mangrove juga ada beberpa kegiatan yang dapat
pengunjung nikmati seperti penginapan di hutan mangrove dengan tarif yang
beragam dan pengunjung dapat merasakan sensasinya menginap di tengah hutan,
mangrove juga menyediakan fasilitas perahu boat agar pengunjung dapat merasakan
ketenangan dan indahnya alam dengan menjelajahi hutan mangrove dengan perahu
boat sekalian merasakan bersantai di danau dengan perahu boat.
Hutan mangrove kerap dijadikan tempat foto pre-weeding. Biasa
foto pre-weeding dilakukan di jembatan panjang dan dermaga yang ada di hutan
mangrove. Ternyata hutan mangrove dapat dijadikan romantic place, dibalik itu semua ternyata ada kisah kasih yang
membekas untuk para pasangan yang melakukan foto pre-weeding di hutan mangrove.
Kawasan yang berawal dari kawasan pertambangan kini sudah
berubah lebih baik menjadi kawasan wisata alam Hutan Mangrove Pantai Indah
Kapuk (PIK).